Electromagneticflow meter yang cara kerjanya didasarkan hukum faraday induksi electromagnetik ( Faraday's law of electromagnetic induction ) mempunya beberapa keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dari jenis flow meter electromagnetic ini adalah tidak adanya partikel/komponen yang bergerak dalam tabung electromagnetic flow meter. Kelebihan kWh meter digital ini dibandingkan dengan kWh meter analog ialah kemampuan untuk mebaca daya aktif dan jumlah pemakaian daya reaktif per satuan waktu energi reaktif. Di dalam mikrokontroler ini juga terdapat program yang dapat digunakan untuk mengukur besaran tegangan voltmeter, arus amperemeter, dan faktor daya cos phi meter. Sehingga untuk pegukuran dengan menggunakan kWh meter digital tidak perlu menggunakan piranti tambahan untuk mengukur besaran-besaran terebut. BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENGUJIAN Metode Pengujian Metode pengujian yang digunakan pada percobaan untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran kWh meter yaitu dengan cara menciptakan harmonisa pada rangkaian pengujian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa harmonisa pada umumnya ditimbulkan oleh beban-beban non linier. Dalam kegiatan pengujian ini beban-beban non linier yang digunakan yaitu lampu hemat energi yang mempunyai rangkaian elektronika bahan solid state di dalamnya. Harmonisa yang dibangkitkan dari penggunaan beban non linier tersebut selanjutnya diatur dengan melihat besarnya nilai THD Total Harmonic Distortion yang terukur pada PQ Analyzer. Parameter THD digunakan karena THD merupakan representasi besarnya harmonik yang ada pada suatu sistem atau suatu rangkaian. Pengaturan beban yang menimbulkan harmonik tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kinerja kWh meter mulai dari THD yang terkecil sampai nilai THD yang paling besar. Dengan demikian dapat diperoleh data hasil pengujian kWh meter mulai dari THD terkecil sampai yang paling besar yang nantinya di analisis dan dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian. Rangkaian Pengujian Untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter maka dilakukan pengujian di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Indonesia, dengan rangkaian pengujian sebagai berikut Gambar Skema Rangkaian Pengujian Gambar Rangkaian Pengujian Beban yang dipasang pada rangkaian pengujian merupakan konfigurasi dari beberapa lampu pijar LP dan/atau lampu hemat energi LHE yang disusun secara pararel seperti terlihat pada gambar berikut ini Gambar Rangkaian paralel beban lampu Berdasarkan rangkaian pengujian gambar di atas maka dapat dilihat karakteristik dari pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik itu kWh meter analog maupun digital. KWh meter dipasang pada rangkaian untuk melihat besarnya perubahan pembacaan oleh alat tersebut pada saat sebelum diberi harmonisa maupun setelah diberi harmonisa, sedangkan Power Quality Analyzer digunakan untuk mendeteksi adanya harmonik pada sistem serta memberikan informasi berupa data-data lainya yang diperlukan untuk bahan analisis. Selain itu, PQ Analyzer juga berfungsi sebagai alat pembanding dari pengukuran yang dilakukan oleh kWh meter. Spesifikasi Peralatan KWh meter Analog & Digital KWh meter merupakan komponen utama yang akan diuji dan dianalisis bagaiamana kinerjanya apabila terdapat harmonisa pada alat tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kWh meter baik yang analog maupun digital merupakan alat transaksi tenaga listrik yang sudah banyak di gunakan di kalangan masyarakat maupun industri. Oleh karena itu, kWh meter sangat berperan penting dalam proses pengukuran konsumsi energi yang terpakai. Dalam pengujian kali ini, kWh meter yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut Tabel Spesifikasi kWh meter Analog dan Digital yang digunakan No Aspek KWh meter Analog KWh meter Digital 1 Jenis 1φ M2XS4V3 kelas 2 1φ DDS63-4 class 2 Merk Schlumberger Thn 2002 PT. Indo Electric Instrument Thn 2007 Power Quality Analyzer Power Quality Analyzer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur besarnya harmonik pada suatu sistem. Selain itu, alat ini juga digunakan untuk mengetahui besaran-besaran lainnya yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian. Pengujian kali ini menggunakan Power Quality Analyzer dengan merk HIOKI 3169-20 Gambar Power Quality Analyzer Voltage regulator Voltage regulator merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besarnya tegangan yang masuk ke dalam rangkaian pengujian. Alat ini harus terlebih dahulu dipastikan tidak menimbulkan harmonik yang signifikan atau bahkan diharapkan tidak menimbulkan harmonik sama sekali pada rangkaian pengujian. Pemasangan voltage regulator dilakukan agar besarnya tegangan yang digunakan dalam pengukuran konstan atau paling tidak range tegangan berada pada nilai yang tidak terlalu signifikan dari angka 220 Volt. Jika pengujian tidak menggunakan voltage regulator maka dikhawatirkan antara pengujian yang satu dengan pengujian lainnya tidak bisa dibandingkan dan sulit untuk diambil suatu kesimpulan karena besarnya tegangan sistem yang berubah-ubah secara signifikan. Dalam pengujian kali ini, spesifikasi dari alat yang digunakan yaitu voltage regulator TDGC2-1 kVA merk OKI. Beban Pada pengujian ini beban juga merupakan salah satu hal yang penting, dimana beban-beban tersebut berfungsi sebagai alat yang menggunakan energi listrik yang terukur oleh kWh meter. Dalam hal ini beban-beban yang digunakan pada pengujian ialah sebagai berikut  Lampu Pijar LP lampu pijar yang digunakan dalam pengujian kali ini merupakan lampu pijar merk philips masing-masing 100 Watt sebanyak 3 buah.  Lampu Hemat Energi LHE lampu hemat energi yang digunakan pada pengujian ini yaitu LHE merk Itami masing-masing 20 Watt sebanyak 15 buah. LHE ini merupakan variabel yang dianggap dapat menimbulkan harmonik sehingga digunakan pada percobaan untuk menambah atau mengurangi nilai %THD. Gambar Jenis-jenis Beban yang Digunakan Prosedur Pengujian Proses pengujian dilakukan terhadap masing-masing jenis kWh dengan beban yang konstan sebesar 300 Watt selama 6 jam berturut-turut. Beban yang digunakan kemudian divariasikan antara jumlah lampu pijar dan lampu hemat energi supaya besarnya beban tetap sebesar 300 Watt. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecenderungan pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik yang analog maupun digital. Untuk variasi beban yang digunakan akan dibahas lebih lanjut pada sub bahasan mengenai rancangan beban. Adapun pelaksanaan kegiatan pengujian pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter ini dilakukan berdasarkan prosedur pengujian dengan tahapan sebagai berikut 1. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar serta memastikan terlebih dahulu letak fasa dan netral dari sumber tegangan AC agar rangkaian pengujian bekerja dengan baik dan terhindar dari bahaya listrik. 2. Memasang beban berupa 3 buah lampu pijar yang masing-masing 100 Watt sebagai beban yang pertama kali akan diuji pengukurannya terhadap kWh meter. 3. Melihat dan mencatat starting point pada masing-masing kWh. 4. Memberikan suplai pada rangkaian dengan cara menekan saklar menjadi „on‟. 5. Memberikan waktu 4 s/d 6 jam agar kWh meter dapat membaca besaran energi listrik yang terpakai. 6. Melakukan pencatatan berapa besar kecepatan putaran piringan kWh per menit pada kWh meter analog. 7. Melakukan pencatatan berapa besar kWh yang terpakai. 8. Mencatat berapa besarnya nilai THD yang ada pada rangkaian dengan menggunakan PQ meter. 9. Jika telah selesai, mengulangi kegiatan 1-8 dengan mengganti variasi beban lampu hemat energi dan/atau lampu pijar. Rancangan Beban Beban yang digunakan pada pengujian ini ialah beban berupa kombinasi antara lampu pijar LP dan lampu hemat energi LHE yang masing-masing mempunyai besaran tertera 100 Watt dan 20 Watt. Untuk mempermudah dalam menganalisis pengaruh harmonisa terhadap pembacaan kWh meter, maka berikut ini tabel rancangan beban yang digunakan pada percobaan Tabel Rancangan Beban Pada Percobaan KWh Meter Analog & Digital Percobaan ke- Jumlah Beban 300 Watt LP 100 Watt LHE 20 Watt 1 3 - 2 2 5 3 1 10 4 - 15 BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Hasil Pengujian Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam rangka mendapatkan karakteristik pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, maka diperoleh data hasil pengujian berupa perbedaan hasil pengukuran energi dalam satuan kWh antara percobaan yang satu dengan yang lainnya meskipun pada dasarnya beban yang digunakan mempunyai besaran yang sama serta perlakuan yang sama pula. Kegiatan memvariasikan beban bertujuan untuk menciptakan besarnya %THD yang berbeda-beda sehingga dapat dilihat hubungan antara kecenderungan kenaikan nilai %THD yang diciptakan terhadap kinerja kWh meter yang hendak diamati. Setiap pengujian pada masing-masing kWh meter dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan variasi beban yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari masing-masing pengujian diperoleh suatu data hasil pengujian yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk dianalisis dan diambil suatu kesimpulan dari hasil pengujian tersebut. Pengolahan data difokuskan pada beberapa parameter yang memang dianggap penting untuk dianalisis seperti nilai %THD arus dan tegangan, besarnya nilai energi yang terukur pada kWh dan PQ analyzer, bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur oleh PQ analyzer, serta parameter-parameter lainnya yang dianggap penting dalam pengujian. Hasil Pengujian pada kWh meter Analog Bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur dan terpampang pada PQ analyzer merupakan salah satu parameter penting karena dari data tersebut kita dapat menganalisis hubungan antara bentuk gelombang serta pengaruhnya terhadap proses pengukuran oleh alat ukur berupa kWh meter. Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan varisi beban berupa 3 buah lampu pijar LP. Pada mulanya variasi beban ini dianggap tidak menimbulkan harmonisa, tapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang ideal sehingga pada pengujian ini masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,82% dan nilai THD-i sebesar Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan dengan variasi beban 3 LP Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Analog Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,65% dan nilai THD-isebesar 15,69%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Analog Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,80% dan nilai THD-i sebesar 40,40%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Analog Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,77% dan nilai THD-i sebesar 80,39%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Analog Hasil Pengujian pada kWh meter Digital Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada pengujian ini, perlakuan dan kondisi yang sama juga diberlakukan seperti halnya pengujian pada kWh meter analog. Percobaan ini menggunakan varisi beban 300 Watt berupa 3 buah lampu pijar LP yang mana juga masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,71% dan nilai THD-i sebesar 1,72%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Digital Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,57% dan nilai THD-i sebesar 15,63%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Digital Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,60% dan nilai THD-i sebesar 39,75%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Digital Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,61% dan nilai THD-isebesar 81,58%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Digital Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan data hasil percobaan diperolah suatu keterangan bahwa adanya harmonisa pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan gelombang sinusoidal arus atau tegangan mengalami distorsi sehingga bentuk gelombang mengalami perubahan dari bentuk gelombang awalnya. Besar atau tidaknya perbedaan bentuk gelombang awal dengan gelombang yang terdistorsi tergantung dari nilai % THD nya. Semakin besar nilai %THD yang terukur maka bentuk gelombang arus/tegangan yang terdistorsi akan semakin jauh dari bentuk sinusoidal murni. Pengaruh Bentuk Gelombang Terhadap Pengukuran Energi Listrik pada KWh Meter 7 Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya kWh meter di desain untuk menghitung daya melalui bentuk gelombang arus dan tegangan yang masuk ke kWh tersebut dengan bentuk gelombang yang ideal atau sinusoidal murni sehingga jika gelombang tersebut tidak lagi berbentuk sinusoidal murni maka alat tersebut tidak akan mampu bekerja secara akurat. Suatu hal yang dapat merusak bentuk gelombang arus/tegangan tersebut ialah harmonisa. Semakin banyak harmonisa yang ditimbulkan maka semakin besar nilai %THD yang kemudian akan berimbas pada semakin buruknya bentuk gelombang yang dihasilkan. Dengan buruknya bentuk gelombang arus/tegangan akibat distorsi harmonisa maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam pengukuran. Dengan begitu, jika alat ukur tidak bekerja secara akurat maka kemungkinan ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Analog Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kWh meter analog bekerja dengan prinsip induksi. Patokan yang dijadikan sebagai perhitungan dan pengukuran daya yang terpakai adalah putaran lempeng aluminium yang menggunakan torsi putaran yang timbul akibat adanya masing-masing besaran arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter tersebut. Dengan melihat rumus pada bab sebelumnya terlihat bahwa torsi sebanding dengan daya aktif V. I . Cos φ yang besarnya daya aktif ini dihitung berdasarkan luas permukaan gelombang sinusoidal. Sehingga jelas bahwa jika bentuk gelombang daya aktif tidak sinusoidal maka akan mempengaruhi besarnya torsi dan torsi ini akan mengakibatkan putaran yang tidak presisi dan pada akhirnya mengakibatkan pengukuran menjadi salah dan tingkat akurasinya berkurang. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Digital Sama halnya seperti yang terjadi pada kWh meter analog bahwa pada kWh meter digital pun akan terjadi kesalahan pengukuran jika terdapat distorsi harmonisa pada arus atau tegangannya. Pada umumnya alat ini mengandalkan kinerja dan kecanggihan dari mikrokontroller dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Jika pada mikrokontroller hanya terdapat program yang dirancang untuk menghitung daya dengan bentuk gelombang sinusoidal murni, maka jika terjadi distorsi akibat harmonisa proses pengukuran dan perhitungan tersebut menjadi salah dan tidak akurat lagi. a b Gambar Ilustrasi Pengukuran Secara Digital pada Gelombang Ideal a dan pada Gelombang Terdistorsi Akibat Harmonisa b Pada gambar di atas dapat dilihat perbedaan proses pengukuran secara digital pada gelombang ideal dan gelombang terdistorsi akibat harmonisa. Alat ukur digital biasanya di desain untuk mengukur arus atau tegangan dengan bentuk gelombang ideal a sehingga tingkat kepresisiannya sangat baik jika masukan gelombang adalah seperti pada gambar a. Berbeda halnya jika gelombang masukan berupa gelombang dengan bentuk terdistorsi b maka alat ukur tersebut akan error dan tidak dapat membaca gelombang dengan baik. Selain itu, gelombang terdistorsi yang masuk juga tidak akan sesuai dengan algoritma yang ada pada program yang ada di dalam mikrokontroller sehingga pengukuran menjadi salah. Tingkat kepresisian dan akurasi pengukuran oleh kWh meter digital dapat dilihat dari kedua grafik diatas. Jika pada grafik a hampir semua luas gelombang dapat dihitung dengan mudah dan teratur sedangkan pada grafik b luas gelombang sulit untuk di kuantisasi, sulit untuk dihitung, serta banyak luasan yang tidak terhitung karena bentuk gelombang yang berlekuk-lekuk dan tidak beraturan. Dengan demikian kWh meter tidak mampu untuk membaca besaran nilai daya yang terpakai secara akurat dan benar. Berdasarkan percobaan bahwa bentuk gelombang arus dan tegangan semakin menjauhi bentuk sinusoidal murni, terutama pada bentuk gelobang arus, ketika nilai %THD semakin tinggi. Dengan demikian hasil percobaan mempunyai kesamaan dan kesesuaian dengan teori yang ada, bahwa semakin besar nilai harmonisa maka akan semakin merusak bentuk gelombang dan jika semakin rusak bentuk gelombang maka akan terjadi kesalahan dalam pengukuran oleh alat ukur dalam hal ini kWh meter. Gambar Perubahan Bentuk Gelombang I & V Akibat Harmonisa Analisis Tegangan Tegangan merupakan salah satu parameter penting dalam pengujian ini. Hal ini dikarenakan tegangan merupakan komponen yang termasuk dalam perhitungan energi yang dilakukan oleh kWh meter. Pada pengujian yang dilakukan baik itu pada kWh meter analog maupun kWh meter digital diperoleh grafik tegangan sebagai berikut Tabel Tegangan pada kWh Analog Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Tegangan pada kWh Digital Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik tegangan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa besarnya nilai tegangan cenderung berubah-ubah terhadap perubahan waktu. Idealnya tegangan diharapkan konstan di 220 Volt, namun masih terjadi fluktuasi tegangan karena sulit untuk mengendalikan besarnya tegangan yang berasal dari PLN. Pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, tegangan tertinggi mencapai nilai 225,63 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE sedangkan tegangan terendah adalah sebesar 216,47 Volt pada variasi beban 15 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter analog ialah 220 ± 5 Volt. Sedangkan pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, tegangan tertinggi mencapai 226,38 Volt pada variasi beban 15 LHE dan tegangan terendah sebesar 217,86 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter digital ialah 220 ± 6 Volt. Analisis Arus Pada penelitian ini, arus juga merupakan salah satu parameter terpenting yang harus dianalisis karena besar-kecilnya arus akan berpengaruh terhadap pengukuran energi oleh kWh meter. Berikut ini ialah kedua grafik arus terhadap waktu baik itu pengujian pada kWh meter analog maupun digital Tabel Arus pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Arus pada kWh Digital Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Berbeda halnya dengan grafik tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu, pada kedua grafik arus di atas dapat dilihat bahwa arus cenderung konstan terhadap perubahan waktu. Di samping itu, arus merupakan representasi dari beban sehingga besar kecilnya arus ditentukan oleh jenis beban yang digunakan. Pada kedua grafik arus tersebut di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan beban berupa LHE maka nilai arus akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan rating arus yang digunakan untuk jenis beban LHE lebih kecil dibandingkan dengan rating arus yang digunakan pada jenis beban LP. Namun di samping itu semua, dalam proses pengukuran energi oleh kWh meter, arus juga dipengaruhi oleh besarnya %THD yang sangat signifikan pada pemakaian beban-beban non linier sehingga pada penelitian pengukuran energi kali ini besarnya nilai energi kWh menjadi lebih kecil dibandingkan dengan angka hasil perhitungan. Berdasarkan hukum Kirchoff bahwa Iin = I1 + I2 +I3 + … + In , tapi kenyataan setelah dilakukan percobaan bahwa besarnya arus yang masuk tidak sama dengan besarnya penjumlahan arus yang terukur pada masing-masing beban Iin ≠ I1 + I2 +I3 + … + In . Hal ini tentu saja diperkirakan akibat adanya pengaruh harmonisa yang direpresentasikan dengan semakin besarnya nilai %THD. 0 Sebagai contoh kita tinjau bahwa setelah diukur sebuah lampu pijar mempunyai arus yang terukur sebesar 0,44 Ampere dan sebuah lampu hemat energi mempunyai arus yang terukur sebesar 0,049 Ampere. Berdasarkan perhitungan pada percobaan 2 LP + 5 LHE maka Iin = 2 0,44 A + 5 0,049 A = 1,125 Ampere, tapi pada tabel dan nilai arus rata-rata bernilai 1,0…;yang berarti bahwa terdapat perbedaan nilai arus dan penyimpangan ini dipengaruhi oleh adanya harmonisa. Analisis Faktor Daya Karena dalam pengujian diukur nilai daya aktif maka faktor daya menjadi penting dalam proses analisis data. Berikut ini ialah grafik faktor daya hasil pengujian baik itu pada pengujian kWh meter analog maupun digital Tabel Faktor Daya pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Faktor Daya pada kWh Digital Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan
Kelebihandan kekurangan Electromagnetic Flow Meter. Electromagnetic flow meter merupakan flow meter yang telah dikenal luas dan karena sifatnya yang simple dan mudah pemakainnya serta akurasinya yang tinggi, flow meter electromagnetic banyak sekali digunakan untuk mengukur aliran fluid yang mempunyai konduktivitas.Electromagnetic flow meter
Venturimeter atau flow meter venturi adalah jenis flowmeter yang bekerja berdasarkan prinsip Persamaan Bernoulli. Perangkat ini banyak digunakan di industri pengolahan air/WTP, kimia, farmasi, dan pengolahan minyak & gas untuk mengukur laju aliran fluida di dalam pipa. Luas penampungan di pipa dikurangi untuk menciptakan perbedaan tekanan yang diukur dengan manometer untuk menentukan laju aliran. Jadi, venturi meter adalah flowmeter tipe Head diferensial yang mengubah energi tekanan menjadi energi Venturimeter dikemukakan oleh Giovanni Batista Venturi Oleh karena itu perangkat ini dinamakan Venturimeter, Tapi pertama kali digunakan dalam aplikasi pengukuran praktis oleh Clemens Herschel. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagian-bagian, prinsip kerja, perhitungan, dan aplikasi Itu Venturimeter?Venturimeter digunakan untuk mengukur laju aliran cairan melalui pipa, flow meter ini mengaplikasikan dari persamaan Bernoulli. Teori Venturi meter bekerja pada perhitungan Bernoulli dengan metode kecepatan meningkat seiring dengan penurunan tekanan. Teori Venturi meter dibuat oleh Venturi pada tahun 1797, tetapi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1887 c, dipertimbangkan dengan bantuan Herschel. Teori ini menyatakan bahwa ketika luas penampung aliran berkurang, perbedaan tekanan antara berbagai daerah aliran dibuat, dan ini membantu untuk mengukur perbedaan di bawah tekanan, perbedaan tekanan ini membantu mengukur aliran masuk Utama VenturimeterFlow meter ini terdiri dari 3 bagian utama, yakniBagian Kovergen PenyatuBagian Throat TenggorokanBagian Divergen PemisahBagian Konvergen Penyatu Cairan memasuki bagian ini dan karena bentuk bagiannya, cairan mulai menyatu. Menurut persamaan kontinuitas, jika luas penampang berkurang maka kecepatan cairan meningkat. Menurut persamaan Bernoulli, jika kecepatan cairan meningkat maka tekanan harus Tenggorokan Cairan kemudian memasuki bagian dengan diameter konstan. Bagian ini disebut tenggorokan. Karena diameternya konstan, kecepatan aliran cairan tidak berubah dan juga tekanan di tenggorokan tidak berubah. Oleh karena itu, Tenggorokan adalah tempat yang tepat untuk melakukan pengukuran tekanan. Pengukuran tekanan pada posisi upstream diterapkan sebelum cairan mencapai bagian konvergen. Perbedaan tekanan antara kedua posisi ini diukur dengan menggunakan manometer atau pengukur Divergen Pemisah Setelah cairan melewati tenggorokan, Cairan melewati bagian divergen. Fungsi dari bagian divergen ini adalah untuk memulihkan tekanan yang diturunkan untuk mengukur laju aliran. Sudut bagian divergen lebih pendek dari bagian konvergen, hal ini membuat panjang bagian divergen relatif lebih panjang dari bagian konvergen. Hal ini dilakukan dengan sengaja agar cairan tidak terpisah saat ada di perbatasan, pemisahan aliran akan menyebabkan kehilangan VenturimeterSeperti yang dituliskan di atas, Ventimeter memiliki tiga bagian utama, meliputi bagian konvergen, bagian tenggorokan dan bagian divergen. Ketiga bagian ini disusun secara pertama adalah bagian konvergen atau bagian inlet. Ini adalah wilayah di mana penyilang muncul menjadi bentuk kerucut untuk konektivitas dengan wilayah tenggorokan. Pada bagian ini luas penyilang berkurang dari awal hingga akhir pipa. Bagian ini terhubung ke pipa saluran masuk di satu ujung dan tenggorokan silinder di ujung lainnya. Sudut konvergensi umumnya sekitar 20-22 kedua adalah tenggorokan silinder. Ini adalah bagian tengah venturimeter. Ini adalah pipa silinder di venturimeter yang dilalui oleh cairan setelah disatukan di bagian konvergen. Bagian Tenggorokan umumnya memiliki diameter setengah pipa. Besar diameter tenggorokan tetap sama sepanjang terakhir adalah bagian divergen. Ini adalah akhir dari venturimeter. Satu sisi dipasang ke tenggorokan venturimeter dan di sisi lain dipasang ke pipa. Bagian divergen memiliki sudut bagian mulai dari 5 derajat sampai 15 derajat. Sudut divergen lebih kecil dari sudut konvergen karena panjang kerucut divergen lebih besar dari kerucut konvergen. Alasan utama sudut divergen kecil adalah untuk menghindari pemisahan aliran dari Kerja VenturimeterVenturimeter bekerja berdasarkan prinsip persamaan Bernoulli, yaitu tekanan berkurang dengan meningkatnya kecepatan. Bagian Persilangan tenggorokan kurang dari bagian persilangan pipa saluran masuk. Sebagai bagian persilangan dari pipa aliran masuk ke tenggorokan berkurang, kecepatan cairan akan meningkat, dan karenanya tekanan menurun. Karena penurunan tekanan, perbedaan tekanan dibuat antara pipa aliran masuk dan bagian tenggorokan venturimet. Perbedaan tekanan ini dapat diukur dengan menggunakan manometer diferensial antara bagian aliran masuk dan bagian tenggorokan atau menggunakan dua pengukur pada bagian aliran masuk dan bagian tenggorokan. Perbedaan tekanan melalui pipa dihitung setelah mendapatkan laju dan Persamaan Laju Aliran Pada VenturimeterBayangkan venturimeter dipasang di pipa horizontal di mana fluida mengalir, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah keterangan pada gambar di atas ialah sebagai berikut,a1 = luas penyilang pipa saluran masukd1 = diameter pipa saluran masukv1 = kecepatan pada pipa masukp1 = tekanan pada pipa masukjuga,a2 = luas penyilang tenggorokand2 = diameter tenggorokanv2 = kecepatan di tenggorokanp2 = tekanan pada aliran masuk tenggorokand1, p1, v1, dan a1 adalah diameter aliran masuk, tekanan pada aliran masuk, kecepatan pada aliran masuk, dan luas penyilang d2, p2, v2, dan a2 adalah nilai yang sesuai di bagian Bernoulli digunakan di bagian 1 dan 2,Karena digunakan pipa horizontal, maka Z1 = Z2Oleh karena itu didapatkan,Jadi P1 – P2/ρg adalah perbedaan tekanan puncak pada bagian 1 dan 2, dan sama dengan h. jadi perhitungan 1 menjadi,Sekarang menerapkan prinsip kontinuitas pada bagian 1 dan 2, jadi diperoleh,Menempatkan nilai v1 dalam persamaan 2 dan menyelesaikannya, kita mendapatkan,Sekarang , Laju aliran cairan atau Discharge pelepasan Q dapat dinyatakan sebagai,Mengganti nilai v2 dalam persamaan ini, kita mendapatkan,Q adalah teori pelepasan dalam kondisi ideal. Pelepasan sebenarnya akan kurang dari ini. Pelepasan sebenarnya diberikan oleh,Dimana Cd adalah koefisien venturimeter dan nilainya selalu kurang dari VenturimeterKeuntungan Venturimeter adalah sebagai berikutKehilangan daya cenderung sangat kecilVenturi meter dapat digunakan dimana ada bagian valve keran kecil tersediaReproduksibilitas tinggiAkurasi lebih besar dalam rentang aliran yang lebarVenturi meter juga dapat digunakan untuk fluida yang terkompresi dan tidak cocok dengan flow meter penggunaanKoefisien pelepasan CD lebih tinggiBanyak digunakan untuk volume aliran VenturimeterVenturimeter, bagaimanapun memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan, diantaranya adalah Biaya pemasangan venturi meter tinggiAda beberapa kesulitan selama perawatanPerangkat ini tidak dapat digunakan di mana pipa memiliki diameter kecil 76,2 mm. dan Non-linierVenturimeter menempati lebih banyak ruang daripada orifice meterBatas bilangan Reynolds paling bawah adalah harga yang tergolong mahal dan agak VenturimeterBiasanya ada tiga jenis venturimeter yang tersedia, meliputiVenturimeter Horizontal Venturimeter jenis ini memiliki energi kinetik tertinggi dan energi potensial Vertikal Jenis ini memiliki energi potensial tertinggi dan energi kinetik Miring Energi potensial dan energi kinetik berada di tengah tengah antara dua jenis yang disebutkan di VenturimeterVenturi meter banyak diaplikasikan di berbagai sektor industri, sepertiMenghitung laju aliran cairan yang dikeluarkan melalui pipaDi sektor industri, digunakan untuk menentukan tekanan volume gas dan cairan di dalam pipaAliran bahan kimia dalam pipaBanyak digunakan dalam proses pengolahan limbah, di mana pipa berdiameter lebih besar digunakanBahkan digunakan di bidang medis untuk mengukur laju aliran darah di bagian pada sektor industri dimana pemulihan tekanan tinggi demikian semua hal tentang venturimeter. Saya harap Anda akan memahami konsep venturi meter dan juga dapat memahami cara kerjanya.
Rp5985.000,00 BANTE PORTABLE TURBIDITY METER TB100 LAIN-LAIN - BANTE. Rp1.900.000,00 OXYGEN CONCENTRATION CY-12C KESEHATAN - OEM. Rp1.100.000,00 HM DIGITAL TDS CONTROLLER DUAL EC PS-54D TDS METER - OEM. Rp117.300,00 PROBE PH METER KEDIDA CT-6022 PH METER - KEDIDA. Rp508.000,00 KRAN WASTAFEL OTOMATIS PERLENGKAPAN RUMAH - OEM.
Kekurangan dan Kelebihan Beberapa Jenis Meter AirTahukah Anda, mengingat banyaknya jenis meteran air yang terdapat di pasaran, Anda harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan meteran air tersebut, karena setiap jenis dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, jika Anda mengelola perusahaan penyedia air bersih yang berencana untuk beralih menggunakan jenis meteran yang baru, maka Anda perlu mengetahui lebih lanjut tentang jenis berikut dengan masing-masing kelebihan meteran air serta kekurangannya. Apa sajakah kelebihan dan kekurangannya? Berikut adalah ulasan selengkapnya!1. Meteran Air Mekanis Mechanical FlowmeterSesuai dengan namanya, jenis meteran ini menggunakan prinsip kerja mekanik dengan cara mengalirkan debit air yang akan menggerakkan baling-baling di dalam meteran air. Biasanya, meteran ini banyak digunakan di wilayah perumahan, karena teknologinya termasuk sudah lawas dan sudah dikenal pada tahun 1953 sejak dipublikasikannya artikel berjudul Hundert Jahre Wassermessung’ di Jerman yang mengenalkan tentang usaha perhitungan debit meteran air mekanisBiaya untuk instalasi yang cukup pengoperasion dan perawatan yang mudah meteran air mekanisTingkat akurasi pengukuran yang cukup kehilangan air yang lebih tinggi. 2. Meteran Air Magnetic Magnetic FlowmeterJenis meteran air yang cukup banyak digunakan selain meteran air mekanis adalah magnetic flowmeter. Secara sederhana, meteran air ini menggunakan prinsip magnetik untuk mengukur air, yaitu dengan menggunakan sistem magnet yang dialiri dengan komponen elektronik khusus. Nantinya, hasil perhitungan akan ditampilkan dalam bentuk data meteran air magnetikTingkat akurasi yang cukup tinggi, dengan tingkat penyimpangan deviasi hanya mencapai sampai 1% dari total penggunaan debit kehilangan tekanan air yang lebih meteran air magnetikHanya dapat mengukur tekanan air yang bersifat konduktif, dengan syarat pengukuran air berupa aliran massa air yang yang lebih rumit, bahkan yang paling rumit dibandingkan dengan jenis meteran air lain. 3. Ventury & Orifice Meter Jika prinsip yang digunakan pada meteran air magnetik adalah penggunaan medan elektromagnetik, maka ventury meter dan juga orifice meter menggunakan prinsip tekanan. Caranya, dengan mengalirkan air/fluida pada alat meteran air, kemudian meteran tersebut akan mengukur tekanan pada aliran air yang meteran air ventury dan orificeVentury meter cocok diterapkan pada aliran air yang besar, karena instalasinya terhitung sederhana dan dapat digunakan untuk mengukur air yang mengandung padatan solids.Orifice meter mudah dioperasikan dan dikalibrasi, dengan biaya yang lebih meteran air ventury dan orificeVentury meter membutuhkan biaya instalasi yang lebih tinggi dan instalasinya lebih sulit karena ukurannya yang cukup meter lebih rentan mengalami penurunan tekanan yang tiba-tiba pressure drop. 4. Meteran Air Ultrasonik Ultrasonic Smart Water Meter Berbeda dengan beberapa jenis meteran air yang sebelumnya, ultrasonic smart water meter memanfaatkan prinsip gelombang ultrasonik yang ditembakkan pada debit air, yang ditujukan untuk mengukur laju aliran air dan juga temperatur ini, solusi smart water meter dari Adika Tirta Daya juga menggunakan jenis ini, karena sistem gelombang yang dihasilkan dapat mengukur air dalam bentuk data digital yang dikirimkan pada data centre melalui sinyal GPRS. Dengan begitu, perhitungan tagihan dapat dilakukan dengan cepat. Detail tentang solusi ini dapat Anda baca di meteran air ultrasonikDapat mengukur debit air mulai dari sistem perpipaan, sehingga data pengukuran menjadi lebih akurat dan dapat risiko kehilangan air akibat kurang tepatnya ada komponen yang bergerak moving parts, sehingga usia pemakaiannya lebih ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure meteran air ultrasonikBiaya instalasi yang relatif lebih mahal dibandingkan jenis meteran cocok digunakan untuk mengukur debit air yang kecil, karena harganya jadi lebih pada perubahan aliran air yang tiba-tiba, sehingga dapat menimbulkan tadi penjelasan lengkap mengenai kelebihan meteran air dan juga kekurangan meteran air dari setiap jenis meteran yang tersedia di pasaran. Jika ternyata pilihan Anda jatuh pada ultrasonic smart water meter seperti yang Adika Tirta Daya miliki, Anda dapat menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya untuk informasi selengkapnya terkait solusi smart water meter yang kami dengan pengalaman bertahun-tahun, Adika Tirta Daya merupakan perusahaan vendor instalasi water treatment plant yang kini hadir pula dengan solusi smart water meter untuk memenuhi kebutuhan Anda. Solusi dari kami sudah banyak digunakan perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari pertambangan, pabrik, hingga perhotelan. Jadi, tidak perlu ragu untuk beralih menggunakan solusi cerdas dari Adika Tirta Daya! Pradana
Coriolismeter mempunyai ciri-ciri berikut: kehilangan tekanan kecil, tanpa keperluan paip lurus, ketepatan tinggi, dan kebolehulangan yang baik, sesuai untuk nisbah komposisi, pemindahan hak penjagaan, dan tujuan kawalan kumpulan aliran. Setelah flowmeter massa Coriolis dimasukkan ke pasaran, walaupun dijual dengan harga tinggi, pengguna masih
Dissolved Oxygen atau DO Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air agar dapat mengetahui kadar oksigen terlarut pada larutan maupun air di perairan. Umumnya, kadar DO dijadikan sebagai indikator mendasar dari kualitas air yang terdapat di suatu perairan. Nilai oksigen yang larut dalam air sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suhu dan kandungan zat organik pada air. Apabila nilai DO dalam air tinggi, artinya air tersebut memiliki kualitas bagus. Sebaliknya, jika air telah tercemar, maka kandungan DO akan rendah. DO Meter AdalahApa Satuan DO Meter?DO yang Bagus Berapa?Fungsi DO Meter1. Mengukur Kadar Oksigen dalam Air/Larutan2. Mengetahui Kelayak Gunaan Air3. Mengetahui Kemampuan Perairan dalam Menampung Biota AirContoh Penggunaan DO Meter1. Kontrol Lingkungan2. Industri Minuman Ringan3. Pengolahan Air Limbah Air merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang memiliki peran penting dalam kehidupan makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Oleh sebab itulah, kebersihan air harus dijaga. Dalam upaya menjaga kesehatan, maka dianjurkan mengkonsumsi air bersih. Lantas, bagaimana cara mengetahui kualitas air yang akan dikonsumsi? Tentu saja menggunakan alat DO Meter. Jika kandungan DO pada air nilainya besar, artinya kualitas air tersebut bagus dan layak dikonsumsi. Dalam prosesnya, Dissolved Oxygen oksigen terlarut disebut sebagai Oxygen Demand kebutuhan oksigen yang menjadi parameter penting saat menganalisis kualitas air. Nilai DO umumnya diukur dalam bentuk konsentrasi yang menunjukkan jumlah oksigen O2. Semakin tinggi nilai DO di perairan, mengindikasikan jika air berkualitas bagus. Sementara itu, kalau nilai DO sangat rendah, maka bisa disimpulkan kalau kualitas air tidak bagus atau sudah tercemar. Lebih lanjut, pengukuran DO juga bisa digunakan untuk menganalisis kemampuan air dalam menampung biota air, contohnya ikan dan mikroorganisme lain. Di samping itu, kemampuan air membersihkan kotoran atau pencemaran juga ditentukan kadar oksigen pada air. Oleh karena itulah, penggunaan DO Meter sangat direkomendasikan selain parameter lain, seperti kod dan kob. DO Meter biasa digunakan untuk keperluan industri atau umum, diantaranya adalah sebagai berikut Kontrol lingkungan Industri minuman ringan Pengolahan air limbah Pertambakan Air boiler Mengukur BOD/Biochemical Oxygen Demand Laboratorium Kolam renang Apa Satuan DO Meter? Dissolved Oxygen Meter atau yang dalam bahasa gaul-nya disebut DO Meter mengacu pada sebuah alat pengukur kadar oksigen dalam cairan. Dalam penerapannya, alat ini berfungsi sebagai parameter dalam analisis kualitas air, sehingga dapat diketahui kandungan oksigen di suatu perairan. Oksigen terlarut DO merupakan oksigen terlarut dalam air yang berasal dari absorbsi udara dan fotosintesis. Dalam perairan, oksigen terlarut memiliki peran sangat penting, terutama dalam proses penyerapan makanan bagi makhluk hidup yang hidup di dalam air. Dalam proses mengukur kualitas air dengan DO Meter, alat ini menggunakan satuan persentase saturasi. Semakin banyak jumlah DO, maka semakin baik pula kualitas air. Bentuk konsentrasi pada DO Meter dinyatakan dengan g/ml ppm atau Ms/cm. Sedangkan nilai konsentrasinya bisa dikonversikan ke saturasi atau kejenuhan oksigen yang ditampilkan dalam bentuk persen %. Dalam menjalankan fungsinya, DO Meter menggunakan sensor elektrokimia, polarografi, amperometri, galvanik, atau optik untuk mengukur jumlah oksigen terlarut. DO yang Bagus Berapa? Istilah Dissolve Oxygen DO merujuk pada jumlah oksigen terlarut yang tidak bisa bereaksi dengan air. DO hanya bisa larut dalam air setelah melalui proses fotosintesis yang dihasilkan tumbuhan, seperti alga. Selain itu, beberapa fenomena alam juga ikut mempengaruhi larutnya oksigen. Untuk mengukur kandungan oksigen dalam air, maka digunakan alat bernama DO Meter. Umumnya, alat ini diaplikasikan pada berbagai jenis kebutuhan, baik industri atau umum. Lantas, berapa satuan DO yang bagus? Perlu diketahui bahwa nilai minimum DO dalam kondisi normal atau tidak tercemar adalah 2 ppm. Kandungan oksigen tersebut sudah mampu mendukung kehidupan organisme yang hidup di dalam air. Fungsi DO Meter DO Meter adalah alat penguji kualitas air berdasarkan kadar oksigen dalam perairan atau larutan. Umumnya, alat ini bekerja dengan mengacu pada prinsip dan fungsi tertentu. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah beberapa fungsi umum DO Meter 1. Mengukur Kadar Oksigen dalam Air/Larutan Fungsi DO Meter, kamu bisa mengetahui jumlah oksigen yang terdapat pada air. Selain diterapkan pada beberapa bidang industri atau bisnis, DO Meter juga dapat digunakan di rumah. Apalagi, mengingat harga alat ini relatif terjangkau, sehingga cocok untuk pemakaian personal. 2. Mengetahui Kelayak Gunaan Air Tahukah kamu, bahwa air yang dikonsumsi sehari-hari belum tentu memenuhi standar layak konsumsi. Untuk mengetahui apakah air memiliki kualitas bagus atau tidak telah terkontaminasi, maka kamu membutuhkan DO Meter untuk melakukan identifikasi. 3. Mengetahui Kemampuan Perairan dalam Menampung Biota Air Jumlah oksigen terlarut bisa dijadikan acuan memprediksi kemampuan suatu perairan dalam menampung biota air, seperti mikroorganisme. Di samping, hasil yang ditunjukkan oleh DO Meter juga memungkinkan kamu mengetahui kemampuan air dalam membersihkan zat berbahaya. Contoh Penggunaan DO Meter Penasaran mengenai penerapan alat DO Meter secara real? Berikut adalah contoh penggunaannya 1. Kontrol Lingkungan DO Meter kerap digunakan untuk mengontrol kualitas air di lingkungan sekitar, khususnya yang berkaitan dengan makhluk hidup, Pasalnya, kadar oksigen yang baik ikut menjamin kualitas ekosistem air. 2. Industri Minuman Ringan Terdapat beberapa jenis minuman kemasan yang membutuhkan kontrol DO secara baik. Ini erat kaitannya dengan kualitas dan ketahanan produk tersebut. 3. Pengolahan Air Limbah Sebelum dibuang ke lingkungan sekitar, maka limbah cair hasil industri wajib diolah terlebih dahulu. Selain melalui proses filtrasi, pihak pelaku industri juga harus mengembalikan kandungan DO. DO Meter adalah sebuah alat ukur oksigen yang memungkinkan kamu mengukur kandungan dan saturasi oksigen O2 dalam larutan atau air. Dengan DO Meter, kamu bisa mengidentifikasi kadar oksigen dan kualitas air, apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak. Baca juga postingan lainnya tentang Do Meter Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan DO Meter? Temukan Jawabannya Disini! Cara Menggunakan DO Meter Lengkap dengan Panduan Kalibrasinya Denganadanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Rangkumannya DO METER adalah alat untuk mengukur kadar oxygen dalam air. DO Meter adalah singkatan dari "Dissolve Oxygen Meter" Nilai DO dalam air itu sangat tergantung pada jumlah zat organiK dalam air dan juga tergantung suhu air dimana
Samaseperti mobil lainnya, Mitsubishi Xpander pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tentunya ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon konsumen sebelum meminangnya. Mitsubishi Xpander pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di ajang Gaikindo Indonesia Auto Show (GIIAS). Mobil keluarga ini langsung mendapat sambutan positif dari masyarakat.
KELEBIHAN Ada beberapa kelebihan dari listrik prabayar yang patut Anda ketahui : Listrik prabayar tidak memiliki beban listrik bulanan atau minimal pemakaian listrik seperti halnya pada listrik pascabayar. Contohnya pelanggan listrik pascabayar 900 watt dibebani biaya Rp 18.000/bulan ditambah PPj atau minimal pemakaian 40 jam pada listrik
ImpellerSentrifugal. Cairan memasuki impeller pada porosnya (mata) dan keluar di sepanjang keliling antara baling-baling.Impeller di sisi yang berlawanan dengan mata, dihubungkan melalui poros penggerak ke motor dan diputar dengan kecepatan tinggi (biasanya 500-5000 rpm). Gerakan rotasi impeller mempercepat cairan keluar melalui baling-baling impeller ke dalam casing pompa. zgbz.
  • 079n81zk5i.pages.dev/154
  • 079n81zk5i.pages.dev/161
  • 079n81zk5i.pages.dev/272
  • 079n81zk5i.pages.dev/102
  • 079n81zk5i.pages.dev/83
  • 079n81zk5i.pages.dev/16
  • 079n81zk5i.pages.dev/67
  • 079n81zk5i.pages.dev/83
  • kelebihan dan kekurangan do meter